Popular Posts
-
Di balik awan putih Indah terlena Di balik awan putih Indah mempesona Di balik awan putih Lambaikan harapan Di balik awan putih Mengundang p...
-
Ada sebuah nama melantunkan syair-syair indah Syair-syairnya bernadakan semangat juang indah Seakan dirinya mempunyai kepribadian indah Sert...
-
Banyak orang terdekatku berkata... Bahwa aku bukan tipe romantis Bahkan aku terlihat beraura dingin Dan romantisnya itu hanya dalam hatinya ...
-
Seorang pemuda jujur bekerja sebagai karyawan biasa, lalu pemuda itu melakukan kesalahan ia mengambil uang rekan kerjanya. Saat itu re...
-
Klasemen Grup Piala Dunia 2014 GRUP A NO KLUB M M S K GM GK +/- POIN 01 Brazil 0 0 0 0 0 0 0 0 02 Ka...
-
Ada hal diluar dugaan Sebelumnya kubayangkan Akan terhalang sesuatu Antara ruang dan waktu Apakah ini suatu pertanda? Bahwa ruang dan waktu ...
-
Bila melihat bayangnya Rasa malu semakin menggebu Hati pun merasa tak tenang Kegelisahan semakin menjadi Salah tingkah selalu mengganggu Det...
-
14 TERCANTUM INDAH 14 Tahun... Mencari jati diri Mencari buruk dan baik Mencari arti kehidupan 14 Bulan... Menanti sebuah impian Menanti seb...
-
Segenggam harapan Kepalan dalam tangan Bertahan dalam nyanyian Nyaris tak terdengar Menutup segala ruang Memendung segala celah Membungkam a...
-
Lembaran saksi bisu Kusimpan rapi di hatiku Barisan kata demi kata Kutuliskan untuk dirimu Kutuluskan sepenuh hatiku Meskipun bulan dan bint...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
-
▼
2010
(71)
-
▼
Februari
(33)
- Adab dan akhlak dlm pandangan agama memiliki kedud...
- JUJUR MEMBAWA KEINDAHAN
- Perhelatan akbar sepak bola dunia dalam acara FIFA...
- PELABUHAN NAN INDAH
- ENGKAULAH CINTA TERINDAHKU
- INDAHNYA SKENARIO ILLAHI
- UNGKAPAN TERINDAH DARIMU, SAHABATKU...
- KEINDAHAN TULUS
- Sesungguhnya memahami Kalamullah adalah cita-cita ...
- BERBAGAI ASPEK KEINDAHAN
- "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu"Al...
- SINAR TERANG INDAH
- SEBATAS MIMPI INDAH
- “Tidaklah seseorang diantara kalian dikatakan beri...
- Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manu...
- Ia adalah wanita yang terus hidup dalam hati suami...
- TERLUKIS INDAH
- TERLIHAT INDAH
- ...
- MERAWAT KEINDAHAN
- Langsung ke: navigasi, cari <!-- start content...
- KAU TERLALU INDAH BAGIKU
- MAAF TERINDAH UNTUKMU
- ...........................................Ayahku ...
- NUANSA INDAH
- TANGISAN INDAH
- SELALU ADA KEINDAHAN
- KU BIARKAN INDAHMU MELAYANG
- HARI-HARI NAN INDAH
- SELINTAS INDAH
- SELALU BERPIKIR INDAH
- SEBUAH HARAPAN INDAH
- Cinta Itu Indah
-
▼
Februari
(33)
Mengenai Saya
Pengikut
Sesungguhnya memahami Kalamullah adalah cita-cita yang paling mulia dan taqarrub (pendekatan diri kepada Allah) yang paling agung. Amalan ini telah dilakukan shahabat, tabi’in dan murid-murid mereka yang menerima dan mendengar langsung dari guru-guru mereka. Kemudian dilanjutkan oleh generasi berikutnya yang mengikuti jejak mereka hingga hari kiamat.
Tidak diragukan, orang pertama yang menerangkan, mengajarkan, dan menafsirkan Al Qur’an adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Para shahabat telah menerima Al Qur’an dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam secara bacaan dan pemahaman. Mereka mengetahui makna-makna, maksud-maksud dan rahasia-rahasianya karena kedekatan mereka dengan Rasulullah, khususnya Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin, Abdullah bin Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubai bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari dan Abdullah bin Az-Zubair radhiallahu ‘anhum.
Mereka adalah para shahabat yang terkenal alim di antara shahabat lainnya. Para shababat adalah guru-guru bagi tabi’in yang di kemudian hari melahirkan ahli tafsir dari generasi ini di Makkah, Madinah dan Irak. Dari shahabat dan tabi’in, dilahirkan ahli tafsir yang mengetahui sejarah tafsir -di madrasah tafsir dengan atsar (jejak/petunjuk) Nabi dan Shahabat- yaitu imam besar dalam ushul tafsir: Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (wafat 310 H).
Ciri khas dari madrasah tafsir dengan atsar adalah menafsirkan ayat Al Qur’an dengan satu atau lebih ayat Al Qur’an lainnya. Bila tidak memungkinkan maka ditafsirkan dengan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang shahih. Jika tidak ditemukan hadits yang menjelaskannya maka ditafsirkan dengan ucapan shahabat terutama shahabat yang telah disebutkan di atas. Jika ucapan shahabat tidak ditemukan maka dengan ucapan tabi’in seperti Mujahid, Ikrimah, Sa’id bin Al-Musayyib, Sa’id bin Jubair, ‘Atha bin Abi Rabbah dan Al-Hasan Al-Basri. Namun jika semuanya ada, maka biasanya disebut semua.
Adapun menafsirkan Al Qur’an dengan akal semata, haram menurut kesepakatan ulama Ahlus Sunnah, apalagi tafsir yang dilandasi ilmu filsafat -walaupun terkadang benar- termasuk dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Barangsiapa berkata tentang Al Qur’an dengan akalnya atau tanpa ilmu maka siapkanlah tempat duduknya dengan api neraka.” (HR. At-Tirmidzi, hadits hasan)
Di abad ke-8 Hijriyah lahir seorang ulama ahli tafsir yang merupakan alumnus akhir madrasah tafsir dengan atsar. Dialah Isma’il bin ‘Umar bin Katsir rahimahullah, salah seorang murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat tahun 774 H). Tafsirnya dijadikan rujukan oleh para ulama dan penuntut ilmu semenjak jaman beliau hingga sekarang.
Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah -beliau juga menulis tafsir- mengatakan bahwa Tafsir Ibnu Katsir adalah salah satu kitab tafsir terbaik, jika tidak bisa dikatakan sebagai tafsir terbaik, dari kitab-kitab tafsir yang ada. Al-Imam As-Suyuthi rahimahullah menilai tafsirnya menakjubkan, belum ada ulama yang menandinginya. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah dalam bukunya Al-‘Ilmu menganjurkan penuntut ilmu membaca Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim atau yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibnu Katsir.
Secara bahasa kata al-Qashash dan al-Qushsh maknanya mengikuti atsar (jejak/bekas). Sedangkan secara istilah maknanya adalah informasi mengenai suatu kejadian/perkara yang berperiodik di mana satu sama lainnya saling sambung-menyambung (berangkai).
Kisah-kisah dalam al-Qur’an merupakan kisah paling benar sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ta’ala, “Dan siapakah orang yang lebih benar perkataannya dari pada Allah.?” (QS.an-Nisa’/4:87). Hal ini, kerana kesesuaiannya dengan realiti sangatlah sempurna.
Kisah al-Qur’an juga merupakan sebaik-baik kisah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah ta’ala, “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Qur’an ini kepadamu.” (QS.Yusuf/12:3). Hal ini, kerana ia mencakup tingkatan kesempurnaan paling tinggi dalam capaian balaghah dan keagungan maknanya.
Kisah al-Qur’an juga merupakan kisah paling bermanfa’at sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS.Yusuf/12:111). Hal ini, kerana pengaruhnya terhadap perbaikan hati, perbuatan dan akhlaq amat kuat.
Jenis-Jenis Kisah
Kisah al-Qur’an terbahagi menjadi 3 jenis:
1. Kisah mengenai para nabi dan Rasul serta hal-hal yang terjadi antara mereka dan orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir.
2. Kisah mengenai individu-individu dan golongan-golongan tertentu yang mengandungi pelajaran. Kerananya, Allah mengisahkan mereka seperti kisah Maryam, Luqman, orang yang melewati suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya (seperti tertera dalam surat al-Baqarah/2:259), Dzulqarnain, Qarun, Ash-habul Kahf, Ash-habul Fiil, Ash-habul Ukhdud dan lain sebagainya.
3. Kisah mengenai kejadian-kejadian dan kaum-kaum pada masa Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam seperti kisah perang Badar, Uhud, Ahzab (Khandaq), Bani Quraizhah, Bani an-Nadhir, Zaid bin Haritsah, Abu Lahab dan sebagainya.
Beberapa Hikmah Penampilan Kisah
Hikmah yang dapat dipetik banyak sekali, di antaranya:
a. Penjelasan mengenai hikmah Allah ta’ala dalam kandungan kisah-kisah tersebut, sebagaimana firman-Nya, “Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmat yang sempurna, maka peringatan-peringatan itu tiada berguna (bagi mereka).” (al-Qamar/54:4-5)
b. Penjelasan keadilan Allah ta’ala melalui hukuman-Nya terhadap orang-orang yang mendustakan-Nya. Dalam hal ini, firman-Nya mengenai orang-orang yang mendustakan itu,“Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, kerana itu tiadalah bermanfa’at sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan.” (QS. hud/11:101)
c. Penjelasan mengenai kurnia-Nya berupa diberikannya pahala kepada orang-orang beriman. Hal ini sebagaimana firman-Nya, “Kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing.” (QS. Al-qamar/54:34)
d. Hiburan bagi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam atas sikap yang dilakukan orang-orang yang mendustakannya terhadapnya. Hal ini sebagaimana firman-Nya, “Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah datang rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata, zabur dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna. Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir; maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaan-Ku.” (QS.fathir/35:25-26)
e. Cadangan bagi kaum Mukminin dalam hal keimanan di mana dituntut agar tegar di atasnya bahkan menambah frekuensinya sebab mereka mengetahui bagaimana kaum Mukminin terdahulu selamat dan bagaimana mereka menang saat diperintahkan berjihad. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala, “Maka Kami telah memperkenankan doanya dari menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikian itulah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS.al-Anbiya’/21:88) Dan firman-Nya yang lain, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan Kami berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.”(QS.ar-Rum/30:47)
f. Peringatan kepada orang-orang kafir akan akibat terus menerusnya mereka dalam kekufuran. Hal ini sebagaimana firman-Nya, “Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memerhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu.” (QS.muhammad/47:10)
g. Menetapkan risalah Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, sebab berita-berita tentang umat-umat terdahulu tidak ada yang mengetahuinya selain Allah ta’ala. Hal ini sebagaimana firman-Nya, “Itu adalah di antara berita-berita penting tentang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini.” (QS.Hud/11:49) Dan firman-Nya, “”Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (iaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah.” (Ibrahim/14:9)
Apa Faedah Pengulangan Kisah?
Ada di antara kisah-kisah al-Qur’an yang hanya disebutkan satu kali saja seperti kisah Luqman dan Ash-habul Kahf. Ada pula yang disebutkan berulang kali sesuai dengan keperluan dan mashlahah. Pengulangan ini pun tidak dalam satu aspek, tetapi berbeza dari aspek panjang dan pendek, lembut dan keras serta penyebutan sebahagian aspek lain dari kisah itu di satu tempat namun tidak disebutkan di tempat lainnya.
Hikmah Pengulangan Kisah
Di antara hikmah pengulangan kisah ini adalah:
- Penjelasan betapa pentingnya kisah sebab dengan pengulangannya menunjukkan adanya perhatian penuh terhadapnya.
- Menguatkan kisah itu sehingga tertanam kukuh di hati semua manusia
- Memerhatikan masa dan kondisi orang-orang yang diajak bicara. Kerana itu, anda sering mendapatkan kisahnya begitu singkat dan biasanya keras bila berkenaan dengan kisah-kisah dalam surah-surah Makkiyyah, namun hal sebaliknya terjadi pada kisah-kisah dalam surah-surah Madaniyyah
- Penjelasan sisi balaghah al-Qur’an dalam pemunculan kisah-kisah tersebut dari sisi yang satu atau dari sisi yang lainnya sesuai dengan tuntutan kondisi
- Nampak terangnya kebenaran al-Qur’an dan bahawa ia berasal dari Allah ta’ala dimana sekali pun kisah-kisah tersebut dimuat dalam beragam jenis namun tidak satu pun terjadi kontradiksi.
0 komentar:
Posting Komentar