Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

Mengenai Saya

Foto saya
Bijaksana, baik hati, sederhana, dan terkadang humoris

Pengikut

Kamis, 11 Februari 2010


...........................................

Ayahku bernama Imam Hilali lahir pada hari jumat 4 April 1939, beliau sosok seorang sederhana, ia hanya pensiunan Pegawai Negeri Sipil sejak tahun 1996. Pada saat itu sebagai kepala sekolah MI Al-Huda yang berada di kampung Cigugur desa Ciheulang kecamatan Ciparay kab. Bandung Selatan. Selain pegawai negeri, beliau juga sebagai ustadz yang sederhana pula. Ayahku mempunyai saudara kandung laki-laki yang bernama Drs. H. Ahmad Dyanie (Uak) sebagai dosen Unisba, E. Anshori (paman) sebagai guru, dan Drs. H. Haedar Nashir M. Si. (paman) sebagai pengurus Muhammadiyah pusat Jogjakarta, dosen Universitas Muhammadiya dan UGM di Jogjakarta. Sedangkan saudara adik kandung perempuan -perempuannya Umi Kulsum, Umi Habibah, Wiwi Wiartini, dan Siti Maryam. Sejak ayahku berusia 11 tahun (SD kelas 5) pada tahun 1952, Ayahku masuk pesantren di Cibeureum Cimindi batas kota Bandung asuhan KH Embun. Lalu pindah saat duduk di kelas 6 SD di Pasirkaliki Bandung dan Ujiannya di Lembang Bandung Utara. Setelah itu masuk pesantren Jati Cimahi Bandung dibawah asuhan KH Otim beserta Uak Ahmad Dyianie dan paman ayahku yang bernama Mudzakir selama 3 tahun dan melanjutkan ke ponpes Al-Muhajirin jalan Leuwigajah asuhan KH Al-Basyuni (kakak dari kakek). Dan yang turut serta ikut di ponpes Al-Mujahirin A. Wahab Syahroni (kakak dari nenek), Ahmad Daud anak dari H. Sabrini (kakak dari nenek), Ishaq (sahabat karib ayah) yang sekarang pendiri ponpes Modern di Pasar Kemis, Manggahang Baleendah, Rukhiyat (anak paman ayah), Saepullah dan Muhammad Sadeli. Pada tahun 1959 Uak Ahmad masuk ke ponpes di Gontor, Madiun Jawa Timur sedangkan ayahku masuk ponpes di Cintawana Singaparna Tasikmalaya, bersama pamannya yang bernama Muhammad Dzakir, Arifin (adik sepupu ayah), Saepullah dan kedua sahabat karibnya Aceng dan Sholihin, dan pula anak-anak dari KH Fakih pendiri ponpes Baitul Arqom Pacet yaitu Ali Imron, Ahmad dan Yusuf. Ponpes Cintawana dibawah asuhan KH Ishaq keluaran UGM Jogjakarta dan pada saat itu terlihat maju pesat sekitar 1000 santri laki-laki dan 300 santri perempuan.







PANDANGAN PERTAMA AYAH DAN IBUKU


Ketika itu ayah masih muda, ia aktif dalam menegakkan agama dan pada waktu itu ayahku tengah pentas drama bernafaskan islam dalam rangka kenaikan kelas santri-santri asuhan KH Basuni pada malam harinya dan keesokan harinya pada siang hari, ayah hendak tidur di sebuah warung sedang tutup milik saudara ayah. Di ruang sempit itu ayah tertidur pulas, namun tiba-tiba ayahku dikagetkan dengan seorang gadis belia yang bernama Euis Muflihah yang sedang bermain petak umpet bersama teman-teman seumurannya, secara kebetulan warung itu dijadikan media untuk bersembunyi oleh gadis tersebut yang tak lain adalah ibuku sendiri. Pada saat itu ibuku terkejut karena ibu tak mengira akan ada orang di ruang tersebut, lalu ayah terbangun namun ia hanya sanggup menatap penuh pesona terhadap ibuku dan sebaliknya ibu malah tersipu malu semabari keluar dari tempat itu. Lalu ayah hendak melanjutkan untuk tidur kembali, tapi ayah sulit memejamkan matanya hingga tidak bisa tidur lagi karena gadis itu. Lalu ayah bertanya pada saudaranya, ternyata gadis itu salah satu santri wanita asuhan KH Basuni dengan nama ayahnya ustadz adzidin. Dan pertemuan kedua kalinya tanpa disengaja lagi, saat ada konfrensi Serikat Islam tepatnya di jalan Asia Afrika, Bandung. Saat itu ibuku mengikuti Drumband untuk penyambutan konfrensi tersebut dan ibuku berada dibarisan paling depan. Dan ayahku pada waktu itu turut serta memeriahkan pertunjukan Drumband tersebut dan ayahku di samping barisan ibuku, kebetulan ayahku juga dibarisan paling depan pula.
......................................bersambung....................................








Jum'at, 4 Februari 2011...



TERSENYUM INDAH, DI AKHIRAT KELAK



Kedua orangtua pergi
Di saatku masih butuh
Senyum kalian berdua
Percaya atau tidak
hal itu yang kurasa
Kumohon maaf pada kalian berdua
Semasa hidup di dunia sesaat ini
Ku tak sempat membahagiakan kalian
Dengan sebuah harapan indah kalian
Yang mengharapkan seorang cucu dariku



Ketika balutan kapan
Menyelimuti kalian berdua
Hati tersentak pilu
Seolah percaya atau tidak
Meskipun aku tahu
Kuikhlas menerima semua itu
Dengan segala Titipan-Mu
Pada setiap Hamba-Nya
Kusempat mencium kedua pipi dan kening kalian
Cinderamata, bahwa ku sangat sayang kalian berdua



Di saat menyholatkan jenazah
Tak terasa air mata menetes lembut
Membasahi karpet mushola
Khusyuk ataupun tidak
Aku tak terpikirkan hal itu
Yang ingat hanya bayangmu
Seakan melintasi ruang benakku
Di kala itu momen indah melintang
Terekam jelas masa lalu yang terlewatkan



Momen indah yang berkesan
Momen indah tak mudah dilupakan
Momen indah yang kan slalu jadi kenangan
Yang slalu terkenang seumur hidupku



Ketika jasad terbaring
Perlahan tanah menimbun
Hati pun terenyuh pilu
Seolah ada rasa tak rela
Tanah-tanah itu berhamburan
Menutupi ruang kegelapan



Beribu-ribu doa kupanjatkan
Hingga bibir ini takkan merasa bosan
Hingga hati ini takkan merasa lelah
Untuk mengharap sebuah keinginan
Agar mereka tersenyum indah di akhirat kelak...



Tuhan, Engkau boleh ambil senyum dariku
Tuhan, Engkau boleh ambil senyum mereka
Tuhan, Engkau boleh ambil nyawa mereka
Tapi, Engkau tak boleh ambil kebahagiaan mereka di akhirat kelak...



Aku bersaksi...
Ayahku tak pernah lalai dari Perintah-Mu
Aku bersaksi...
Ayahku tak pernah luput sholat tahajud dan dhuha
Aku bersaksi...
Ibuku selalu mendidikku dengan baik
Aku bersaksi...
Ibuku selalu merawatku penuh keikhlasan
Dan aku bersaksi...
Mereka menyayangiku setulus hatinya



Kutahu...
Setiap insan tak luput dari salah dan dosa
Maka ampunilah segala dosanya
Terimalah semua amal sholehnya
Terimalah iman dan islamnya
Dan tempatkanlah di Sisi-Mu
Penuh senyum dan kebahagiaan bagi mereka

Amin Ya Allah, Ya Robbal'alamin


0 komentar: