Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

Mengenai Saya

Foto saya
Bijaksana, baik hati, sederhana, dan terkadang humoris

Pengikut

Jumat, 26 Maret 2010




Di balik awan putih
Indah terlena
Di balik awan putih
Indah mempesona


Di balik awan putih
Lambaikan harapan
Di balik awan putih
Mengundang penasaran


Binar matanya
Penuh ketulusan
Paras indahnya
Penuh kelembutan


Andai terdampar dalam pilihan
Dirinya yakin hanya dia seorang
Persamaan dalam visi misi dibutuhkan
Bagaimana memandang segi kehidupan


Andai terdampar untuk dipilih
Panjatkan doa penuh tawadhu
Andai tercipta tiada terpilih
Dirinya ikhlas sepenuh hati
Tiada noda terbawa arus keindahan


Sekeping doa indahnya
Bertahan dalam harapan

Sekeping doa indahnya
Bertahan dalam senyuman

Tiada pernah luntur
Dalam kisah separuh

Bulan terbelah rata
Menanti bulatan indah

Sabar dalam harapan
Sabar dalam penantian




Selasa, 23 Maret 2010



Indahnya sang surya...

Terkadang menghangatkan
Terkadang menyejukan
Terkadang panas membara

berjuang seorang diri
berjuang setulus hati
Sesekali berubah pesat
Ambisi, arogan dan semangat
Terkesan bak melaknat


Tapi dibalik itu semua
Tersimpan sejuta makna
Tersimpan penuh kasih
Tersimpan penuh sayang
Tersimpan penuh harapan


Terkadang merona kasar
Tapi hati selembut embun
Yang merangkul kabut
Dalam balutan lembut


Indahnya sang surya...

Tulus dalam pancaran
Mampu memberi keikhlasan
Mampu memberi kesabaran
Mampu memberi cahaya
Tiada harap meminta
Tiada harap memaksa
Tulus dalam senyuman


Indahnya sang surya...

Menyuburkan tumbuhan
Menghangatkan nuansa pagi
Menghangatkan jiwa dan raga
Mengalahkan kegelapan
Memberi cahaya kehidupan


Indahnya sang surya...

Terkadang merasa gundah
Bila mega mendung menjelang
Terik cahayanya terhalang
Menutupi segala ruang


Ketika terasa gundah
Bersedih hati dalam diri
Sinarnya tak mampu lagi
Menyinari sang bumi


Sang surya sabar menanti
Hingga sang mega menepi
Dan iklim pun cerah kembali








DAMAI ITU INDAH

Kita boleh saja jadi diri sendiri, namun bukan berarti mesti melukai hati orang lain, dari sudut pandang dan pendapat yang lain. Jadilah matahari, yang memberikan seberkas cahaya terhadap bumi penuh tulus, ikhlas tanpa balas jasa dan tiada paksa. Ketika ada perbedaan, apakah perlu diperdebatkan? Sedangkan perselisihan itu tidak baik untuk ketentraman dan kedamaian. Apakah perlu kita berteriak bahwa kitalah yang paling benar dalam suatu pandangan? Sedangkan kita tahu bahwa benar itu datangnya dari Allah Ta’ala, bukannya dari Makhluk-Nya. Dan kita kembalikan pada niat… Terkadang tidak sesederhana itu, ketika kita mersa benar, kita berpikir, “Hal ini bukan masalah niat, akan tetapi masalah aturan.” Yang jadi pertanyaan, aturan yang mana. Aturan Allah-kah? Aturan Rasul-kah? Atau aturan kita sendiri (menyesuaikan kehendak hati yang datangnya dari hawa nafsu untuk memenangkan sebuah pendapat tersebut)? Jikalau memahami suatu kebijakan dan kebajikan, maka tutur bahasa yang baik adalah, “Masing-masing”... Namun ketika ada kesesatan dan kesalahan dalam cara pandang dan menafsirkan sesuatu (tidak sesuai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits). Maka hendaklah wajib meluruskannya, namun bukan berarti menghalalkan segala cara. Karena islam hadir penuh cinta dan kasih sayang bagi semesta alam…

Minggu, 21 Maret 2010





Cepot: Dewala, kamu paling suka kisah dari tulisan 'SESUATU HAL INDAH' menurutmu cerita yang mana?


Dewala: Aku paling suka kisah yang berjudul 'LANGIT BIRU NAN INDAH' karena awal cerita hingga akhir ceritanya menarik dan penuh kebahagiaan amat dahsyat, hingga hati ini ikut bergetar dahsyat... Hehehe


Cepot: Tapi menurutku, aku lebih suka yang ceritanya sedih sperti 'SEBUAH HARAPAN INDAH'. Di mana kisahnya menceritakan kisah cinta segitiga... Hehehe


Cepot: Tapi bagaimana kalau dalam kisah 'LANGIT BIRU NAN INDAH' itu kita jadikan bahan tanya jawab antara kita?


Dewala: Ok!


Cepot: Seandainya kata-kata sang langit itu 'Ku ingin menjadi bidadari indah mu', tapi bukan untuk sang penyair?


Dewala: Mungkin kalau sang penyair tersebut mempunyai kepribadian yang baik, maka ia akan menerimanya penuh keikhlasan dan ketulusan hatinya merelakan sesuatu yang bukan jadi haknya secara ikhlas sepenuh hati. Tapi seandainya ungkapan itu hanya untuk sang penyair, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan tiada tara dan akhirnya pun, mungkin akan seperti kisah 'LANGIT BIRU NAN INDAH' itu.


Cepot: Setuju lah... Dewala... Tapi apakah mungkin hidup dalam kenyataan seperti itu?


Dewala: Dalam hidup ini tidak ada yang tidak mungkin jikalau Allah berkehendak maka jadilah (qun faya qun).


Cepot: Betul, bro... Hehehe


Dewala: Bahkan menurut sahabat deket ku mengatakan: "Bila hidup terkendali dalam keseimbangan maka apa pun yang terjadi akan seimbang, karena dalam keseimbangan menimbulkan keseiramaan dalam mewujudkan sesuatu hal, sebab di dalamnya saling mengisi kekurangan satu sama lainnya maka tercipta lah sebuah keindahan utuh." Dan kisah ini hampir mirip kisah Nabi Muhammad saw terhadap Siti Khodijah r.a., Nabi Muhammad saw, beliau sebagai Nabi biasa sedangkan Siti Khodijah r.a. mempunyai harta yang berlimpah, bahkan pada saat itu Siti Khodijah melamar Muhammad saw. Subhanalloh...


Cepot: Terus siapa nama sahabat mu itu?


Dewala: Entahlah, aku sendiri tidak tahu siapa dia!? Yang jelas ia pernah berkata demikian padaku... Hihihi


Cepot: Oh, begitu ya... Hihihi...
Terus menurutmu perempuan yang mesti di cari itu seperti apa ya?


Dewala: Rasulullah saw bersabda: "Dunia itu adalah kesenangan dan hiburan dan sebaik-baiknya hiburan adalah perempuan baik (yang sholeh), jika ia melihatnya menyenangkan, jika dia perintah taat, dan jika ditinggal pergi dijagalah hartanya dan kehormatan dirinya."


Cepot: Hmmm... Jadi pengen nikah... Hihihi


Dewala: Nabi saw bersabda: "Janganlah kawin dengan wanita semata-mata karena kecantikannya, mungkin kecantikannya itu akan menjerumuskan mereka, dan jangan mengawini wanita semata-mata karena hartanya, karena mungkin kekayaan itu akan membuatnya melampaui batas, dan kawinilah mereka itu karena agamanya, maka sungguh budak wanita yang hitam tapi beragama adalah lebih utama." (HR. Abdu bin Humaid)
Nabi saw bersabda: "Wanita itu dikawini karena empat hal: Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya,dan karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung." (HR. Bukhari - Muslim).


Cepot: Oh... gitu ya... Aku jadi tambah mengerti dan memahaminya...


Dewala: Iya, emang mesti begitu... Hidup jauh dari agama ibarat menjalani hidup ini tanpa cahaya petunjuk untuk menuju jalan kebahagiaan yang diridhoi Allah.


Cepot: Ya betul... Semoga aja kita menikah kelak mendapatkan kriteria istri ke 'empat hal' tersebut yang banyak di idam-idamkan semua insan dimuka bumi ini.


Dewala: Amin... Subhanalloh, itu yang disebut dengan 'surga dunia', pot...


Cepot: Tapi bagiku seandainya ke 'empat hal' tersebut hanya satu yang terlihat dalam dirinya yaitu 'wanita yang baik agamanya' maka aku akan menikahinya... Hehehe


Dewala: Betul, betul... Setuju... Aku juga sama... pot. Hehehe




Allah Ta'ala berfirman: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang, itulah kesenangan hidup dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)" (QS. Ali Imran: 14).

Suatu hari Rasulullah bertemu dgn salah seorang sahabat yang kondisi sangat memprihatinkan sehingga mengundang perhatian Rasul sampai Rasul berta mengapa kamu menjadi seperti ini. Orang tersebut menjawab dgn penuh percaya diri bahwasa dia menjadi seperti itu justru karena doanya. Doa adl : Ya Allah berilah saya kesengsaraan dunia dan jadikan kesengsaraan dunia sebagai indikator bahwa saya akan mendapat kebahagiaan akhirat. Mendengar jawaban itu Rasulullah hanya bersabda : inginkah aku tunjukkan doa yg lbh baik dari itu? Lalu dari peristiwa ini turunlah Surat Al-Baqarah ayat 201 Robbana atina fiddunyaa hasanatan wa fil aakhiroti hasanatan waqinaa adzaabannaari {Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka}

Jadi Rasul lbh suka kita punya sebuah kerangka berfikir bahwa kita berusaha utk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akan mejadikan kebahagiaan dunia sebagai jembatan utk mendapatkan kebahagiaan akhirat. Itu sebenar yg lbh disukai Rasul. Dan bapak-ibu pada musim haji atau yg sudah pergi haji doa yg sering kita baca doa itu. Jadi doa yang sudah sering kita dengar atau yg sudah familiar dgn pendengaran kita itu doa yg sangat luar biasa.

Doa Robbana atina merupakan doa yg paling mewarnai ketika kita melaksanakan ibadah haji dan juga utk kita yg tak sedang melakukan ibadah haji tampak doa itu harus menjadi bagian urat nadi kehidupan kita. Kita minta diberikan kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan akhirat.

Menurut Ibnu Abbas salah seorang ulama tafsir di kalangan sahabat pernah menyebutkan bahwa yg dimaksud kebahagiaan dunia itu ada 6 yaitu :

  1. Pasangan hidup yg sholeh Pasangan hidup yg terdapat dalam Al-Quran dalam surat At-Tahrim disebutkan ada 3 macam pasangan hidup kita yaitu : a} Tipe pasangan hidup Nabi Nuh Nabi Nuh orang sholeh beliau diberi umur hampir 1.000 tahun dan hampir dari seluruh umur habis utk dakwah tapi ternyata istri sendiri yang termasuk menentang dakwahnya. Ada tipe seperti ini suami tdk pernah ketinggalan sholat shaum senin-kamis namun istri tidur saja. b} Seperti Firaun Kita kenal Firaun simbol kedzoliman dan ketakaburan. Apalagi ada 3 pencetus kesombongan yaitu : ilmu kekayaan dan kekuasaan. 3 hal ini ada pada Firaun. Namun Firaun yg begitu dzolim dan takabur kata Rasul ada 3 wanita sholehah : - Khadijah : istri Rasulullah - Maryam : ibunda nabi Isa - Asiyah : istri Firaun Tipe ini adl istri taat beribadah namun sang suami jauh dari Allah c} Keluarga Imron Imron adl orang sholeh punya istri sholeh punya anak orang sholeh dan cucu juga sholeh. Sebenar bukan hanya keluarga Imron saja ada keluarga Rasulullah keluarga Ibrahim namun mereka semua Nabi sedang Imron bukan Nabi. Bagi yg belum menikah ada 4 kriteria pasangan hidup : ganteng/cantik pinter kaya dan sholeh. Namun setelah dicari tak dapat 4 kriteria tersebut yg penting adl hidup dan sholeh. Tentu harus klop antara doa dan ikhtiar mencari pasangan sholeh jangan dicari di diskotek cafedll tapi carilah di majelis taklim seperti ini.
  2. Anak yang jadi penyejuk hati Anak bisa jadi surga dunia atau neraka dunia. Walau keluarga pas-pasan tapi anak sholeh maka dianggap oleh lingkungan sebagai keluarga yang sukses/berhasil
  3. Lingkungan yang sholeh Kalau kita punya teman yg sholeh itu adl kebahagiaan dunia. Tidak semua orang pintar/cerdas arif dalam menghadapi persoalan. Tidak selama kecerdasan berbanding lurus dgn kebijaksanaan. Majelis taklim bukan hanya sekedar ilmu tapi mencari teman-teman dan lingkungan yang sholeh. Nabi bersabda: Siapa yg duduk di majelis taklim dan niatnya ikhlas maka malaikat akan memberi barokah kepada majelis itu dan langkah yg dilakukan akan menjadi kifarah dosa-dosanya. Maka yg rumah jauh itu lbh bagus asal ikhlas.
  4. Harta yang halal Kalau yg menjadi paradigma kita atau tolak ukur kita itu harta yang banyak hati-hati kita cenderung menghalalkan segala cara. Karena demi banyak itu. Tapi kalau tolak ukur kita itu harta yg halal insya Allah kita akan bekerja keras mencari yg halal syukur-syukur bisa banyak. Sehingga bagaimanapun harta yg banyak itu akan memberikan kemudahan bagi kita dalam ber-taqarub kepada Allah.
  5. Keinginan untuk memahami Islam dan mau mengamalkan Ada keinginan/semangat utk memahami Islam itu patut disyukuri sebab tanpa keinginan yg kuat dan karunia Allah kita tak mungkin hadir disini. Problem terbesar yg dihadapi umat Islam adl banyak yg mengakui diri muslim tapi tak mau memahami Islam itu problem kita.
  6. Umur yang barokah Nabi bersabda: Kalau kamu meninggal kamu akan mendengar derap kaki orang yg mengantarkan kamu itu pulang dan yg setia menemani adl amal sholeh. Maka ukuran kebahagiaan dunia adl bagaimana kita bisa mengisi hidup dgn kesholehan. Usia makin bertambah kita juga makin sholeh.

Jadi ketika kita mengatakan ‘Ya Allah beri kami kebahagiaan dunia’.enam hal itulah yg kita minta. Pasangan hidup yg sholeh anak yg sholeh lingkungan yg sholeh harta yg halal keinginan utk memahami Islam dan umur yg barokah...



“Semoga dikaruniai suami yang Sholeh yang bisa membimbing saya dunia dan akherat”.
Jawaban seperti ini sering terdengar meluncur ringan dari seorang gadis yang akan berumah tangga ataupun pengantin baru. Kebanyakan Wanita ketika diajukan pertanyaan mengenai jodoh ia mengatakan ingin suami yang Sholeh.
Tapi apakah suami seperti itu yang benar- benar di dambakan oleh seorang wanita dalam kehidupan rumah tangganya ?


Karena Doanya sudah di Makbulkan Allah, serta mendapat doa juga dari rekan rekannya, maka hiduplah si Gadis ini dengan seorang lelaki Sholeh.

Seorang lelaki Sholeh amat takut kepada Allah, salah satu bukti ketakutannya ialah dalam hal mengerjakan Sholat.Jadi lelaki soleh akan menyuruh malah kadang memaksa sang Istri untuk sholat,. Tetapi ada istri yang malas Sholat Nah..! padahal sebelum menikah dia inginkan lelaki yang sholeh yang membimbing dia dunia dan akherat.
Ketika si Istri sedang lelap tidur malam hari, sang Suami Sholeh bangunkan dia untuk sama sama Sholat Tahjud.
” Ada apa abang ini..!, saya masih ngantuk, Abang Sholatlah sendiri”
Lupa sudah si Istri dengan keinginannya dulu, di ajak sholat tahajud malah marah marah.

Lelaki yang sholeh amat takut kepada Murka Allah. Islam mewajibkan Wanita Tutup Aurat,Jadi suami Sholeh tidak akan membenarkan istrinya keluar rumah atau mengenakan pakaian sesuka hati, atau berhias serta bermake-up tebal. Tetapi Sang Istri kurang senang dengan peringatan suami tentang hal ini.
Suami sholeh yang anda idam idamkan yang akan membimbing anda Dunia akherat telah anda bantah perkataannya.

Suami yang Sholeh tidak akan duduk di rumah saja, “Berada di bawah ketiak Istri sepanjang hari”, karena dia tahu,Jihad Fi Sabillah adalah agenda utama dari hidup seorang lelaki sholeh.
Dia akan senantiasa berada diluar rumah berjuang untuk agamanya serta berjuang untuk mencari rezeki yang halal, sehingga terkadang bisa pulang larut malam.
Kadang wanita tidak suka hal seperti ini, padahal doanya dulu ingin mendapat lelaki yang sholeh.
Sebagai lelaki soleh dia akan menjadikan Masjid sebagai rumah kedua dalam hidupnya, nah…, sang istri sering berkata, “Ke Mesjid lagi ke Mesjid lagi, ngapain di sana sih ?”

Lelaki Sholeh amat taat kepada kedua orang tuanya, malah baktinya kepada ibunya melebihi kepada Istrinya, hal ini sering terjadi dan membuat seorang Istri cemburu, dan marah marah.
padahal doanya ingin dapat Suami Yang Sholeh.

Lelaki yang Sholeh juga tidak suka hidup bermewah-mewah, uangnya yang banyak dihabiskan dalam amal dan perjuangan agama, diapun takut menerima suap/sogokan dan segala macam uang haram , jadi dia tidak bisa memberi barang barang mewah seperti rumah yang besar, mobil yang mewah dan perhiasan yang banyak kepada Istri dan keluarganya.
Dalam keadaan seperti ini ada sang Istri yang tak suka.
Jika dia dulu inginkan suami yang Sholeh maka setelah dapat dia tak suka dengan pola hidupnya.

Lelaki yang Sholeh akan menjauhkan diri dari maksiat , maka dia akan melakukan perkara yang halal saja. Salah satu perkara yang halal adalah memiliki empat Istri ( dengan syarat dan ketetapan Syariah bisa dipenuhi ). Nah..lagi lagi perkara ini mebuat banyak para Istri sangat berpantang, malah akan membenci suaminya yang kawin lagi.
Bukankah anda dulu berdoa agar dapat lelaki yang Sholeh ?

Menyimak hal hal diatas, maka banyak sekali masalah masalah yang tidak di sukai seorang istri ketika dia mendapat suami seorang Yang Sholeh, padahal dulu selalu berdoa agar mendapat Suami yang Sholeh.

Timbul pertanyaan sekarang, kalau mendapat suami yang tidak sholeh atau yang biasa biasa saja, apakah akan membawa kebahagiaan ?

Dunia ibarat air laut, ketika kita meminumnya maka kita akan semakin haus. Dunia juga tidak kekal, susah-senang, lapang-sempit, bahagia-sengsara…semuanya tak ada yang abadi.
Dunia seperti bayang bayang saja, dilihat ada tetapi ketika hendak di tangkap hilang dia.

Mencari kebahagian yang kekal abadi bukan Di dunia tempatnya. Dunia adalah ladang untuk tempat menanam, akan di penen bila tiba masanya.
Mati dan masuk kubur adalah saat memanen segala amalan ketika di Dunia. Kubur bisa menjadi pintu Surga ataupun menjadi lubang dari lubang lubang neraka, siapa masuk tak bisa kembali lagi.

Hanya ada dua pilihan ke dalam Surga atau ke dalam Neraka.

Berbekal niat yang lurus, hati yang ikhlas serta langkah yang Istiqomah, mari kita lewati masa-masa di dunia ini dengan penuh ketakwaan, karena Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskan semua tentang dunia dan akherat kepada Manusia.

Berbahagialah mereka yang menjalani hidup ini sesuai dengan perintah dan larangan-Nya.
Semoga kita tidak terperdaya dengan sesuatu yang semu.

Dan bagi para calon istri, jangan ragu untuk selalu berdoa, ” Ya, Allah berilah saya seorang suami yang Sholeh yang dapat membimbing saya dalam perkara dunia apalagi dalam perkara Akherat, ya, Allah kabulkanlah Doa hambamu ini “.
Amiiin.


Jumat, 19 Maret 2010




Ada sebuah nama melantunkan syair-syair indah
Syair-syairnya bernadakan semangat juang indah
Seakan dirinya mempunyai kepribadian indah
Serta mempunyai rasa keikhlasan tulus suci indah


Alam bertanya; "Pada siapa gerangan berkehendak?"


Alunan kata indahnya terdengar ke angkasa
Melambung tinggi menembus awan biru
Membangunkan langit biru nan indah
Memberi rasa suatu indah dan bahagia


Alam bertanya lagi; "Apakah mungkin untuk sang langit?"


Langit biru hanya terdiam tersipu malu
Kata-katanya yang mengalun merdu
Negerinya bergerak menggetarkan awan biru
Langit nan indah itu berkrakter pemalu
Ia mampu mendengarkan tanpa beranjak ke bumi
Namun sang penyair tak henti berkreasi
Semampu mungkin ia lakukan tiada henti


Alam bertanya; "Apakah mungkin sang penyair itu mampu?"


Penyair itu terlihat tabah dan sabar menghadapi
Meski terkadang jatuh bangun ia lewati
Keinginannya seakan tiada batas teguh berpendirian
Ia tak mudah putus asa menggapai tujuan
'Maju terus pantang mundur' bisik dalam hatinya


Suatu ketika sang penyair kebingungan, ia kehilangan akal, pikiran dan tenaga. Sang penyair indah itu kehilangan kemampuannya, ia tak sanggup lagi meraih mimpi indahnya. Karena sang penyair menyadari bahwa hal itu di luar batas kemampuannya. Ia hentikan segala upayanya demi mengendalikan diri dari ambisi yang berlebihan dan dari perbuatan yang tidak dikehendaki kelak. Sang penyair kini terdiam tanpa melakukan sesuatu hal untuk sang langit biru nan indah.


Alam bertanya; "Bagaimana keadaan nasib sang langit?"


Langit merasa sunyi menyelimuti keheningannnya
Lantunan suara merdu kini tiada lagi menggema
Langit mulai merasakan luas ruangnya tak nyaman
Ketika malam tiba tiada bintang menemaninya
Sang rembulan pun enggan bercahaya
Kegelapan meliputi dirinya dalam renungan
Hari-harinya ia lalui penuh kegelapan
Di setiap ruang sudutnya tak ada lagi senyuman


Alam bertanya; "Apa yang terjadi selanjutnya?"


Tak sengaja sang langit melihat selembar kertas tergeletak yang ditinggalkan oleh sang penyair yang bertuliskan:

Aku hanya sang kumbang yang mampu menyelusuri secara perlahan dimulai dari dahan, tangkai, dedaunan dan ranting-ranting kering berjatuhan saat pijakan kaki ku. Dan setelah ku berhasil menyusuri, hingga ku sampai di puncak penghujung bunga. Ku hanya mampu ungkapkan padanya bahwa aku tak sanggup membahagiakannya.

Lalu sang langit menjawab dalam hatinya:

Ku tak menginginkan harta yang berlimpah darimu
Atau pun bergelimang intan permata berkilau indah
Dan aku tak menginginkan sebuah ujian berat padamu
Yang sesungguhnya hal itu di luar kemampuanmu
Yang ku inginkan buat aku bahagia penuh senyuman
Karena ku ingin menjadi bidadari indahmu


Alam bertanya; "Apa yang akan dilakukan sang langit kelak?"


Setelah membaca tulisan sang penyair, sang langit mulai menunjukan kemampuannya, Langit itu mencoba mengumpulkan semua awan itu menjadi bentuk hamparan terbentang luas. Ketika langit merasakan sedihnya tak tertahankan lagi. Laskar awan-awan itu bergemuruh disertai petir menggelegar dan merubah diri menjadi warna pekat hitam. Hingga awan itu mengalirkan tetesan air berjatuhan menyirami dan membasahi apa pun yang terkena tetesnya, sehingga bumi tersenyum dan berseri. Ketika sang penyair tahu bahwa hal itu adalah kesedihan sang langit, maka ia pun segera bangun dan bangkit dalam diamnya. Penyair itu seakan tiada rela seandainya ada suatu kesedihan terhadap sang langit, karena sang penyair itu tak menginginkan ada kesedihan, apalagi hingga meneteskan air mata. Sang penyair itu kembali seperti sedia kala menemani suka dukanya sang langit dalam indahnya kebersamaan yang sejati. Hujan deras pun reda seketika dan muncul lah sang pelangi dengan warna-warni nan indah menghiasi cakrawala hidup keindahan. Dan kini sang langit nan indah pun tersenyum kembali untuk selamanya...



Rabu, 17 Maret 2010


Tiap bayangan itu bersua dengannya
Ingin dirinya ungkapkan sesuatu padanya
Namun hati kalah dengan logikanya
Kelemahan dirinya diam seribu bahasa
Kenyataannya dikalahkan semua angannya
Ketakutannya tanda bukti kekhawatirannya
Yang mengelilingi setiap raga dan jiwanya


Serba salah dalam suatu tindakannya
Menghantui dan menggerogoti dalam sukmanya
Lambat laun tersiksa perlahan dalam bathinnya
Mengharapkan sesuatu penuh kelemahannya
Menghindar darinya jalan terbaik baginya
Meski tersimpan dalam harapan indahnya


Terpendam rasa menghiasi hari-harinya
Antara indah dan tidak pun dijalaninya
Ketidakberdayaannya lumpuhkan percaya dirinya
Seolah dirinya ragu dengan harapan indahnya
Dirinya beranggapan hal itu impian bukan buatnya
Impian itu hadir di hidupnya bukan untuk dirinya


Dalam kelemahannya mencoba bertahan
Hadapi segalanya penuh dengan senyuman
Sabar dan sholat pun dijadikan penolongnya
Lindungi diri dari segala salah dan dosanya
Sabar dan tabah dari apapun yang dihadapinya
Demi mempertahankan keikhlasan tulus hatinya
Yang terbungkus dalam balutan kesucian jiwanya


Ia bagaikan puspa seribu bahasa isyarat
Menyebarkan aroma wangi merangkul pikat
Wujud indahnya membuat dirinya terjerat
Mengalirkan sari-sari madu menempel lekat
Bertaburan serbuk sari terbang mendekat
Dirinya terlena dalam indahnya dekapan erat
Terlepas dari genggaman tangannya hal terberat
Namanya terlanjur terukir indah melekat erat


Kamis, 11 Maret 2010

Terkadang tanpa kita sadari banyak dalam kehidupan ini tidak mempunyai saringan dalam hidup, segalanya kita ikuti dan dilakukan oleh kita yang terkadang hal itu bertentangan dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits. Baik itu dalam pergaulan sehari-hari atau pun dalam media-media lainnya seperti halnya: Film, Sinetron, Novel, Majalah dll. Padahal dalam hal ini sebenarnya setiap suatu unsur karya yang identik dengan sebuah karangan pasti mengandung imajinasi yang terkadang bertentangan dalam Al-Qur'an dn Al-Hadits, namun kita tidak menyadarinya bahkan meniru dan mengikutinya. Disini lah kita perlu filter untuk menyaring sesuatu hal yang kurang baik, bahkan buruk sekalipun menurut dinul Islam. Tapi terkadang pula setiap sesuatu karya itu sepenuhnya baik dan terkadang pula tidak baik, maka pandai-pandai lah membedakan mana yang baik dan buruk menurut agama. Disitu lah kita akan melihat kemampuan diri kita untuk lebih berpikir dan berakal, sebagaimananya manusia itu diciptakan Allah dengan sempurna dibandingkan mahluk lainnya. Dalam pengertiannya setiap kehidupan kita bebas melakukkan apapun namun kita tetap perlu pelindung dan aturan sebagai pembatas dari perbuatan yang tidak di ridhoi Allah Ta'ala. Dan islam itu pada dasarnya tidak memberatkan hamba-Nya malah meringankan bagi setiap hamba-Nya Dan hal itu sesuatu yang mesti di syukuri karena Allah memberi sesuai kadar kemammpuan setiap insan. Namun terkadang mereka tak menyadarinya betapa sayangnya Allah kepada hamba-Nya melebihi rasa sayang seorang ibu terhadap anaknya.

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan .

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

Disamping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namnaya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namnaya dirubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.

Muhammadiyah mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama 'Aisyiyah yang disitulah Istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.

Image
Kyai Haji Ahmad Dahlan
Muhammad Darwisy (Nama Kecil Kyai Haji Ahmad Dahlan) dilahirkan dari kedua orang tuanya, yaitu KH. Abu Bakar (seorang ulama dan Khatib terkemuka di Mesjid Besar Kesultanan Yogyakarta) dan Nyai Abu Bakar (puteri dari H. Ibrahim yang menjabat sebagai penghulu kesultanan juga). Ia merupakan anak ke-empat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhanya saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991). Adapun silsilahnya ialah Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan) bin KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman bin Kiyai Murtadla bin Kiyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom) bin Maulana Muhammad Fadlul'llah (Prapen) bin Maulana 'Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim (Yunus Salam, 1968: 6).


Pada usia 20 tahun (1888), ia kembali ke kampungnya, dan berganti nama Ahmad Dahlan. Sepulangnya dari Makkah ini, iapun diangkat menjadi khatib amin di lingkungan Kesultanan Yogyakarta. Pada tahun 1902-1904, ia menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya yang dilanjutkan dengan memperdalam ilmu agama kepada beberapa guru di Makkah.


Sepulang dari Makkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah (Kutojo dan Safwan, 1991). Di samping itu, KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. Ia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Beliau pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta (Yunus Salam, 1968: 9).


Sebagai seorang yang sangat hati-hati dalam kehidupan sehari-harinya, ada sebuah nasehat yang ditulisnya dalam bahasa Arab untuk dirinya sendiri, yaitu :

"Wahai Dahlan, sungguh di depanmu ada bahaya besar dan peristiwa-peristiwa yang akan mengejutkan engkau, yang pasti harus engkau lewati. Mungkin engkau mampu melewatinya dengan selamat, tetapi mungkin juga engkau akan binasa karenanya. Wahai Dahlan, coba engkau bayangkan seolah-olah engkau berada seorang diri bersama Allah, sedangkan engkau menghadapi kematian, pengadilan, hisab, surga, dan neraka. Dan dari sekalian yang engkau hadapi itu, renungkanlah yang terdekat kepadamu, dan tinggalkanlah lainnya (diterjemahkan oleh Djarnawi Hadikusumo).


Kesadaran seperti itulah yang menyebabkan Dahlan sangat merasakan kemunduran ummat islam di tanah air. Hal ini merisaukan hatinya. Ia merasa bertanggung jawab untuk membangunkan, menggerakkan dan memajukan mereka. Dahlan sadar bahwa kewajiban itu tidak mungkin dilaksanakan seorang diri, tetapi harus dilaksanakan oleh beberapa orang yang diatur secara seksama. Kerjasama antara beberapa orang itu tidak mungkin tanpa organisasi.


Untuk membangun upaya dakwah (seruan kepada ummat manusia) tersebut, maka Dahlan gigih membina angkatan muda untuk turut bersama-sama melaksanakan upaya dakwah tersebut, dan juga untuk meneruskan dan melangsungkan cita-citanya membangun dan memajukan bangsa ini dengan membangkitkan kesadaran akan ketertindasan dan ketertinggalan ummat Islam di Indonesia. Strategi yang dipilihnya untuk mempercepat dan memperluas gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah ialah dengan mendidik para calon pamongpraja (calon pejabat) yang belajar di OSVIA Magelang dan para calon guru yang belajar di Kweekschool Jetis Yogyakarta, karena ia sendiri diizinkan oleh pemerintah kolonial untuk mengajarkan agama Islam di kedua sekolah tersebut. Dengan mendidik para calon pamongpraja tersebut diharapkan akan dengan segera memperluas gagasannya tersebut, karena mereka akan menjadi orang yang mempunyai pengaruh luas di tengah masyarakat. Demikian juga dengan mendidik para calon guru yang diharapkan akan segera mempercepat proses transformasi ide tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, karena mereka akan mempunyai murid yang banyak. Oleh karena itu, Dahlan juga mendirikan sekolah guru yang kemudian dikenal dengan Madrasah Mu'allimin (Kweekschool Muhammadiyah) dan Madrasah Mu'allimat (Kweekschool Istri Muhammadiyah). Dahlan mengajarkan agama Islam dan tidak lupa menyebarkan cita-cita pembaharuannya.


Di samping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab pada keluarganya. Ia dikenal sebagai salah seorang keturunan bangsawan yang menduduki jabatan sebagai Khatib Masjid Besar Yogyakarta yang mempunyai penghasilan yang cukup tinggi. Di samping itu, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi entrepreneurship yang cukup menggejala di masyarakat.


Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Ia ingin mengajak ummat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 Nopember 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.


Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. Ia dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menuduhnya kiai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen dan macam-macam tuduhan lain. Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun rintangan-rintangan tersebut dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan Islam di tanah air bisa mengatasi semua rintangan tersebut.


Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari, dan Imogiri dan lain-lain tempat telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan mensiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Ujung Pandang dengan nama Al-Munir, di Garut dengan nama Ahmadiyah. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam. Perkumpulan-perkumpulan dan Jama'ah-jama'ah ini mendapat bimbingan dari Muhammadiyah, yang di antaranya ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin, Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam, Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta'awanu alal birri, Ta'ruf bima kan,u wal-Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi (Kutojo dan Safwan, 1991: 33).


Dalam bulan Oktober 1922, Ahmad Dahlan memimpin delegasi Muhammadiyah dalam kongres Al-Islam di Cirebon. Kongres ini diselenggarakan oleh Sarikat Islam (SI) guna mencari aksi baru untuk konsolidasi persatuan ummat Islam. Dalam kongres tersebut, Muhammadiyah dan Al-Irsyad (perkumpulan golongan Arab yang berhaluan maju di bawah pimpinan Syeikh Ahmad Syurkati) terlibat perdebatan yang tajam dengan kaum Islam ortodoks dari Surabaya dan Kudus. Muhammadiyah dipersalahkan menyerang aliran yang telah mapan (tradisionalis-konservatif) dan dianggap membangun mazhab baru di luar mazhab empat yang telah ada dan mapan. Muhammadiyah juga dituduh hendak mengadakan tafsir Qur'an baru, yang menurut kaum ortodoks-tradisional merupakan perbuatan terlarang. Menanggapi serangan tersebut, Ahmad Dahlan menjawabnya dengan perkataan, "Muhammadiyah berusaha bercita-cita mengangkat agama Islam dari keadaan terbekelakang. Banyak penganut Islam yang menjunjung tinggi tafsir para ulama dari pada Qur'an dan Hadits. Umat Islam harus kembali kepada Qur'an dan Hadits. Harus mempelajari langsung dari sumbernya, dan tidak hanya melalui kitab-kitab tafsir".


Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan duabelas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah Algemeene Vergadering (persidangan umum).


Atas jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut :


1. KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat.

2. Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan ummat, dengan dasar iman dan Islam.

3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam.

4. Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan.

Image

Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2010


Penasehat :
Prof. Dr. H. M. Amien Rais
Prof . Dr. H. Syafii Maarif
Prof. Drs. H. Asjmuni Abdurrahman
Prof. Dr. H. Ismail Sunny, S.H., MCL.
Ustadz K. H Abdur Rahim Noor. M.A.

Ketua Umum : Prof. Dr. Din Syamsuddin, M.A.
Ketua : Prof. Drs. H. Abdul Malik Fadjar, M.Sc
Ketua : Drs. H. Haedar Nashir, M.Si.
Ketua : Drs. H. Muhammad Muqoddas, Lc. M.Ag.
Ketua : Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc. M.A.
Ketua : Prof. Dr. Bambang Sudibyo
Ketua : dr. H. Sudibyo Markus
Ketua : H. M. Muclhas Abror

Sekretaris Umum : Drs. H. A. Rosyad Sholeh
Sekretaris : Drs. Dahlan Rais M. Hum.
Sekretaris : Drs. H. Goodwill Zubir

Bendahara Umum: Prof. Dr. Zamroni
Bendahara : Prof. Dr. Fasich, Apt


Ketua Majelis dan Lembaga

Majelis Tarjih dan Tajdid : Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A.

Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus : Drs. H. M Syukriyanto, A.R., M.Hum.

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah : Prof. Dr. H. Yahya A. Muhaimin

Majelis Pendidkan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan : Dr. H. M. Masykur Wiratmo M.Sc.

Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan : Drs. H. Anwar Abbas, MM., M.Ag.

Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat: Dr. H.M.Natsir Nugroho,Sp.OG., MARS

Majelis Pemberdayaan Masyarakat : Drs. H. Said Tuhuleley

Majelis Wakaf dan ZIS : H. Meizar Datuk Tamtamo, S.H., M.H.

Majelis Pendidikan Kader : Taufiqur Rahman, S.IP.,M.A.

Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik : Dr. H. Bachtiar Effendy

Lembaga Hukum dan HAM : Dr. H. Hasballah M. Saad

Lembaga Hubungan Luar Negeri : Dr. Rizal Sukma

Lembaga Lingkungan Hidup : Ir. H. M. Dasron hamid, M.Sc.

Lembaga Pustaka dan Informasi : H. Budi Setiawan, S.T.

Lembaga Seni dan Budaya : Drs. H. Iman Chairul Umam, M.A.

Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan : H. Baridjussalam, S.E., M.A

Sabtu, 06 Maret 2010




Logika lebih cenderung memiliki hawa nafsu dan selalu ingin menang sendiri di bandingkan dengan hati karena logika merasa bangga punya pemikiran lebih. Tapi logika tak ingin tahu apa yang di rasakan hati, akan tetapi hati selalu tahu apa yang di rasakan logika.

Terkadang hati bisa buta, akan tetapi logika tak dapat di butakan karena logika berpikir secara nyata di bandingkan hati. Terkadang logika dapat dibohongi, akan tetapi hati tak akan bisa dan tak akan pernah bisa dibohongi.

Terkadang hati lebih liar di bandingkan dengan logika begitu pun sebaliknya logika lebih liar dari hati. Ketika hati bergerak liar di luar batas maka logika sebagai sarana pemberhenti. Ketika logika bergerak liar di luar batas maka hati sebagai sarana pemberhenti. Bersatu dan kerja sama lebih baik di bandingkan terpisah dan berseteru.


Logika dan hati mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Alangkah baiknya logika dan hati bekerjasama dalam menyikapi sesuatu hal. Belajarlah untuk mencoba menyatukan logika dan hati. Mudah-mudahan , jikalau kita sudah bisa menyatukan logika dan hati. Insya Allah, dengan demikian apa pun masalahnya dapat di atasi dengan baik...


"Ketika logika dan hati bergerak liar tak terawat, ia pandai menyatukan hati dan ia pandai pula mematahkan hati. Ketika logika dan hati bergerak terkendali dan terawat, ia pandai menyatukan hati dan ia pun pandai menyenangkan hati."





INDAH DAN ANUGERAH



Manusia hanya berikhtiar
Dalam segala hal apapun
Dan Allah Maha Menentukan
Dan Allah pula...
Yang membolak-balikkan hati manusia
Menyegerakan sesuatunya
Bukan berarti mesti terburu-buru...



Salah satu sifat setan...
Menyukai terhadap tergesa-gesa
Agar manusia mudah berbuat kecerobohan
Agar manusia mudah berbuat salah dan dosa
Tergesa-gesa cenderung bertindak...
Tidak berpikir panjang
Dan tergesa-gesa pula...
Cenderung tak berpikir dua kali



Putus asa adalah salah satu berdosa
Dan menyesalpun demikian adanya
Bila hal sudah terjadi
Terima segalanya penuh kerelaan hati
Bila putus asa...
Renungkan dari segala kesalahan
Bila menyesal...
Renungkan dari penyesalan itu
Tak usah menyerah dan putus asa
Hadapi apapun yang terjadi
Tanpa banyak mengeluh dan menyalahkan...
Terhadap Tuhan dan manusia



Hidup anugerah terindah
Jalani segala yang ada
Tanamkan sabar dalam diri
Tanamkan sholat dalam diri
Tanamkan syukur dalam diri
Dan tumbuhkan rasa ikhlas dalam diri
Hidup itu indah dan Anugerah Illahi



Terkadang terperangkap dalam sebuah pilihan
Logika ataukah hati...?!
Namun ada hal lebih baik dari sekedar memilih
Yakni mampu menyatukan keduanya
Tiada perselisihan di antara logika dan hati...
Jika benar-benar mesti memilih...!
Pilih di antara satu hal itu...!
Yakinkan sepenuhnya ikhlas karena Allah semata
Demi meraih Ridho-Nya Illahi
Apapun pilihannya...
Semua hal itu demi menggapai Ridho-Nya
Baik Menurut Allah dan Rasul-Nya
Semua hal itu paling baik dan indah dari segalanya...



^___^
Jumat, 05 Maret 2010



Nyanyian suara hati bergelora di jiwa
Bak sinar mentari hangatkan dirinya
Meski dirinya tak menyadarinya
Tersimpan rasa utuh hanya untuknya
Meski terhalang kabut biru padanya
Rasa itu akan hilang seketika
Ketika dirinya tercipta bukan untuknya
Bahagianya lenyap dalam alunan indahnya
Keindahan terbalut dalam suka citanya
Terbawa arus senyum keindahannya



Bayangannya bagai tugas belum selesai
Nyaris tak bersuara terbengkalai
Satu tugas tertuju pada bunga setangkai
Menjadikan dirinya sebagai warna inai
Masih mampu bertahan dalam badai
Terbawa gelombang terdampar ke pantai
Tersentak terbangun dalam lalai dan santai
Bergerak menyelusuri jalan menyisir tirai
Membuka harapan satu tugas terbengkalai
Meski menjalar lambatnya seekor keledai



Andai saja dirinya merasakan rasanya
Rasa itu tak akan pernah hilang dan sirna
Meski setiap rasa itu selalu terbilang
Namun rasa cinta itu tak akan pernah terbilang
Karena rasa itu tak terhitung oleh jemarinya
Untaian-untaian rasa itu berderetan indah
Tanpa sadar dirinya membius cintanya
Merambat di setiap relung darah menusuk jantungnya
Dirinya tercipta ke dunia untuk di cinta
Namun bukan berarti cinta itu bersatu dalam balutan indah
Cinta itu milik sesama yang jatuh pada siapa saja


^___^


Selain gedung-gedung yang telah ditampilkan sebelumnya, Bandung masih mempunyai banyak bangunan dan gedung tua bergaya arsitektur indah. Peninggalan tempo doeloe itu merupakan bagian dari sejarah Kota Bandung, yang pada zaman doeloemerupakan gedung perkantoran atau perumahan karya para arsitek ternama dari era tersebut.

Menyaksikan demikian banyaknya bangunan dan gedung tua bergaya arsitektur menarik, bahkan sebagian di antaranya terbilang unik, maka sangatlah pantas bila Kota Bandung dianggap sebagai museum arsitektur klasik, Kota ini secara umu dapat dikembangkan menjadi kota tujuan wisata budaya, khususnya lagi kota wisata arsitektur klasik.

Dua syarat utama untuk mewujudkan impian ialah;
pertama, pelestarian bangunan tua kota Bandung, sebagai objek warisan budaya dan objek wisata;
Kedua , kebijakan untuk menjadikan kawasan Bandung Utara sebagai kota tua yang dilindungi dari arus perambahan pembangunan dan perluasan kota- perkembangan dan perluasan kota sebaiknya diarahkan ke selatan dan timur.

Bangunan Indah di kota Bandung diantaranya adalah :

Kota Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat pada koordinat 6 s/d 7 derajat LS dan 107-108 derajat Bujur Timur . Letaknya di sebuah dataran tinggi yang dikelilingi dengan pegunungan dan perbukitan yang berketinggian rata-rata 1200 m dari permukaan laut.

Dataran tinggi Bandung semula merupakan Kaldera Gunung Purba Sunda yang kemudian menjadi Danau Purba Bandung. Kota Bandung berdiri di atas ketinggian 625 - 775 m dpl. Bagian selatan kota terletak di tepi dataran tinggi dan bagian utaranya membentang di lereng perbukitan.

Tanggal 25 September 1810 merupakan waktu terealisasinya perintah Gubernur Jendral Hindia Belanda H.W. Daendels kepada Bupati Tata Ukur (Nama Bandung dahulu) R.A. Wiranata Koesoma II (1794-1829) untuk memindahkan ibu kota Kabupaten Tata Ukur dari Krapyak (Baleendah kabupaten Bandung sekarang) ke arah utara sejauh 11 km, ke tepi Grote Postweg (Jalan Raya Pos) yaitu di dekat perpotongan Grote Postweg dan Sungai Cikapundung.

Bupati R.A. Wiranatakoesoemah II langsung memimpin rakyat Tatar Ukur (bandung baheula) dalam pelaksanaan pembangunan kota, sehingga dia dikenal dengan julukan Dalem Kaum, yaitu tokoh pendiri Kota Bandung. Ibu Kota Kabupaten yang baru ini diberi nama Bandong. Kemudian, berdasarkan sebuah bisluit pemerintah Hindia Belanda tanggal 25 September 1810, Kota Bandong dinyatakan sebagai ibu kota Kabupaten Bandung, sehingga hari jadi kota Bandung dirayakan pada setiap tanggal 25 september.

Pembangunan fisik Kota Bandung pada masa pemerintahan Bupati R.A. Wiranatakoesomah II (1794-1829) dikenal dengan julukan Dalem Karanganyar masih dalam bentuk yang masih sederhana. Kemajuan pembangunan kota mulai lebih terlihat pada masa pemerintahan R.A. Wiranatakoesomah IV (1846-1874) dikenal dengan julukan Dalem Bintang.

Perubahan besar wajah kota Bandung terjadi pada masa bupati R.A.A. Martanegara (1893-1918). Rumah-rumah beratap rumbia mulai diganti dengan atap genting, dan kota Bandung berkembang sangat cepat,beliau pun dijuluki sebagai bapak pembangunan kota Bandung.

Terdapat 2 perkiraan asal mulanya penamaan kota bandung.
Pertama adalah dari kata "bandung" yang dalam bahasa sunda artinya membendung sebuah aliran air. Pembendungan sungai Citarum memang terjadi akibat letusan Gunung Tangkuban Parahu, alirah lahar gunung itu menyumbat sungai Citarum sehingga membentuk telaga yang luas.
Kedua, dari kata "ngabandungan" yang artinya berhadapan atau berdampingan, Talaga Purba Bandung bila dilihat dari Gunung Tangkubang Parahu akan seperti 2 danau yang berhadapan karena adanya penyempitan tepi danau di daerah Cimahi Selatan.