Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

Mengenai Saya

Foto saya
Bijaksana, baik hati, sederhana, dan terkadang humoris

Pengikut

Selasa, 23 Maret 2010



Indahnya sang surya...

Terkadang menghangatkan
Terkadang menyejukan
Terkadang panas membara

berjuang seorang diri
berjuang setulus hati
Sesekali berubah pesat
Ambisi, arogan dan semangat
Terkesan bak melaknat


Tapi dibalik itu semua
Tersimpan sejuta makna
Tersimpan penuh kasih
Tersimpan penuh sayang
Tersimpan penuh harapan


Terkadang merona kasar
Tapi hati selembut embun
Yang merangkul kabut
Dalam balutan lembut


Indahnya sang surya...

Tulus dalam pancaran
Mampu memberi keikhlasan
Mampu memberi kesabaran
Mampu memberi cahaya
Tiada harap meminta
Tiada harap memaksa
Tulus dalam senyuman


Indahnya sang surya...

Menyuburkan tumbuhan
Menghangatkan nuansa pagi
Menghangatkan jiwa dan raga
Mengalahkan kegelapan
Memberi cahaya kehidupan


Indahnya sang surya...

Terkadang merasa gundah
Bila mega mendung menjelang
Terik cahayanya terhalang
Menutupi segala ruang


Ketika terasa gundah
Bersedih hati dalam diri
Sinarnya tak mampu lagi
Menyinari sang bumi


Sang surya sabar menanti
Hingga sang mega menepi
Dan iklim pun cerah kembali








DAMAI ITU INDAH

Kita boleh saja jadi diri sendiri, namun bukan berarti mesti melukai hati orang lain, dari sudut pandang dan pendapat yang lain. Jadilah matahari, yang memberikan seberkas cahaya terhadap bumi penuh tulus, ikhlas tanpa balas jasa dan tiada paksa. Ketika ada perbedaan, apakah perlu diperdebatkan? Sedangkan perselisihan itu tidak baik untuk ketentraman dan kedamaian. Apakah perlu kita berteriak bahwa kitalah yang paling benar dalam suatu pandangan? Sedangkan kita tahu bahwa benar itu datangnya dari Allah Ta’ala, bukannya dari Makhluk-Nya. Dan kita kembalikan pada niat… Terkadang tidak sesederhana itu, ketika kita mersa benar, kita berpikir, “Hal ini bukan masalah niat, akan tetapi masalah aturan.” Yang jadi pertanyaan, aturan yang mana. Aturan Allah-kah? Aturan Rasul-kah? Atau aturan kita sendiri (menyesuaikan kehendak hati yang datangnya dari hawa nafsu untuk memenangkan sebuah pendapat tersebut)? Jikalau memahami suatu kebijakan dan kebajikan, maka tutur bahasa yang baik adalah, “Masing-masing”... Namun ketika ada kesesatan dan kesalahan dalam cara pandang dan menafsirkan sesuatu (tidak sesuai dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits). Maka hendaklah wajib meluruskannya, namun bukan berarti menghalalkan segala cara. Karena islam hadir penuh cinta dan kasih sayang bagi semesta alam…

0 komentar: